sekedar pemikiran

by - April 17, 2009


Adalah apa yang aku dapat selama kerja praktek di nine fx. Production house yang lebih banyak menerima proyek-proyek iklan selain film dan program acara. Awalnya nervous abis! Takut ga bisa apa-apa di lapangan kerja sesungguhnya. Selama 3,5 tahun jadi anak yang jaga kandang (baca kampus), nggak ngerti dunia luar. Sekaranglah saatnya untuk survive di luar. Toh, kalau sampai sini nggak bisa apa-apa sebenarnya wajar. Karena MMTC tidak memberikan cukup bekal tentang periklanan. Program TV live studio kami jagonya tapi iklan (I don’t think so!)
Mungkin ada yang langsung merespon “Makanya jangan ngandelin kampus aja! Belajar keluar dong.” Woukyeh , menurutku inilah saatnya belajar diluar. Atau “Kenapa milihnya PH iklan?! Bukannya di TV aja.” Ah, aku sedang merasa bosan dengan program TV apalagi live studio. PH iklan lebih menantang saat ini. Resikonya harus belajar lagi (mungkin MMTC nggak sadar betul kalau iklan termasuk produk broadcast). Entah mengapa iklan di anak tirikan. Tapi aku juga bukan katak dlm tempurung yang radonk blas masalah iklan. Dulu sempat kepikiran ikut ajang bergengsi orang iklan “pinasthika” tapi gagal karena kesibukan kuliah (bukan sembarang alasan). Dari sebelumnya udah baca-baca buku iklan. Dan waktu simulasi, nggak ada yang mau ngerjain iklan. Akhirnya 3 diva (sebutan pradit,tuti,nanda di kampus. Hahahaha )juga yang ngerjain. Paling nggak dah pernah buat iklan yang gagal (belum puas akan hasil akhir).
Kalau boleh Nine Fx aku sebut kampus kedua bagiku (kalau boleh!). Tapi memang seharusnya begitu. Apa tujuan dari ditetapkannya wajib kerja praktek oleh kampus-kampus di (mungkin) seluruh Indonesia. Adalah untuk mencari ilmu, menerapkan dan mengaplikasikan apa yang telah kita pelajari. (baca aja di proposal KPku di bab tujuan dan manfaat kerja praktek hehehe ada kok!). Waktu nulis di proposal, sumpah! Aku cuma ngarang. Tetapi yang terjadi lebih indah daripada apa yang aku karang. Wondering!
Disini sama seperti di kampus (bukan keruetan birokrasi lho ya). Disini sama-sama mengkonsep sesuatu. Bedanya subyeknya iklan bukan program, obyeknya nggak cuma penonton tapi juga klien. Fungsi dosen diambil alih oleh Creative Director. Beliau yang mengarahkan konsep kita atau meng-brief sebelumnya tentang apa yang dimau oleh klien.
Sadar bahwa masih banyak yang perlu aku pelajari. Tapi baru sadar bahwa yang harus segera aku pelajari adalah menggambar. Tak cukup asal sebut tipe shot, agar lebih komunikatif harus buat storyboard. Dan bukan DoP yang berkewajiban buat storyboard tetapi kreatifnya. Karena belum ada DoP saat present konsep kita ke klien (berlaku jg buat program TV). Bagaimana bisa klien bisa membayangkan bentuk visual dari konsep kita kalau tidak ada gambar (storyboard). Di Nine Fx, ada lima orang yang menguasai betul tentang gambar. Dua diantara editor dan yang lainnya boleh di bilang creative directornya. Jadi aku salah kalau dari dulu nganggap belajar gambar itu nggak penting untuk seorang kreatif. Minimal berbentuk sketsa.
Pada proses produksi, aku masih sebatas melihat (membantu juga tidak banyak). Bukan berarti tidak bisa belajar. Harusnya mengamati dari dekat memberi pelajaran yang nyata. Hal yang baru , bahwa DoP itu di here bersama timnya meliputi asst.kamera, gaffer, lighting. Ibaratnya kru teknis di bawah asuhan DoP.
Merasa goblok, cetek dan hopeless plus stress, aku cari siraman rohani berupa browsing blog-blog orang iklan yang ternyata oke (pengen beli buku tapi dana nakal telah habis. Dan nggak mungkin pakai duit makan. hahaha). Kalau disimpulkan kira-kira begini. Untuk menjadi seorang kreatif kamu harus membuat 10 sampai 15 konsep per hari, dalam setahun pasti ada 1 atau 2 konsep yang bagus. Argh! Tapi memang ada benarnya. Hahaha aku merasa beruntung bisa belajar iklan sekaligus praktek langsung plus bonus faktor klien yang harus dipenuhi keinginannya.
Buat temen-temen yang belum KP, aku harap jangan menyepelekan KP dengan hanya menganggap untuk melaksanakan kewajiban dari kampus. Banyak banget yang bisa diambil dari sini. Saatnya ngeliat dunia dengan kasat mata, tidak lagi di kelas dan belajar pakai skala.Entah apapun pilihanmu kelak. TV nasional atau lokal, Film nasional atau indie, atau bahkan iklan. Terserah. Paling nggak bisa tau seperti apa dan kenapa kamu pilih dan nggak pingin kamu pilih. Jangan asal KP cuma ngejalanin kewajiban. Kalau kamu pilih indie minimal tahu kenapa film nasional seperti apa sehingga nggak jadi pilihanmu. Atau ada apa dengan TV local kok lebih milih TV Nasional. Sempat menyayangkan temen-temen yang asal KP tapi balik lagi ke orangnya. Siapa gw geto loh! Hahaha. Plis buat KPmu berarti buat kamu sendiri bukan cuma sekedar nilai yang kamu bawa pulang untuk bungkus kacang.


You May Also Like

0 comments

saran, kritik dan masukan sangat dibutuhkan.