Cara Menyembuhkan Luka - Review Film Korea Little Forest

by - May 01, 2018

Terkadang ketika hidup terasa sulit,
yang kita butuhkan hanya pulang. 
Tapi tentu untuk pulang kita harus memiliki rumah. Tak selalu bangunan yang memiliki atap bisa disebut rumah. Seseorang juga bisa menjadi rumah tanpa kita sadari. Hal ini yang terlintas usai menonton kehidupan Hye Won di film Little Forest. Ia tak menyadari bahwa rumah yang sebenarnya adalah ibunya, wanita yang ia benci sekaligus cintai.


Hye Won mengalami mengalami kehidupan yang sulit ketika tinggal di kota besar seperti Seoul. Kerja sekeras apapun, belajar serajin apapun, hasilnya tetap saja nihil. Makanan di Seoul tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan makanan di kampungnya. Lapar. Itulah alasan awal Hye won pulang ke kampungnya.


Dari tampilan visualnya, rumah Hye Won terletak di kaki bukit atau gunung. Seperti rumah-rumah di kaki Gunung Merapi atau Batu Malang sebelum dikomesilkan. Benar-benar sebuah desa yang harus menempuh jarak 1 jam bersepeda untuk membeli barang-barang kebutuhan sehari-hari. Kecuali makanan yang tinggal petik di kebun atau di hutan kecil dekat rumahnya.

Hye Won tidak berniat untuk menetap di rumah itu. Ia mengira kehidupan di kampung tak cocok untuknya. Setelah perutnya kenyang, ia akan kembali ke Seoul. Apalagi rumah itu selalu mengingatkan tentang ibunya. Lima tahun lalu, Ia meninggalkan Hye Won yang baru akan lulus SMA. Tanpa pamit. Hanya surat yang saat itu tak ia mengerti maksudnya. Karena terluka, Hye Won membenci ibunya.

Jae Ha, teman masa kecil Hye Won (yang diperankan oleh Ryu Jun Yeol) membantu Hye Won menemukan jawaban atas pelariannya. Setidaknya, pria yang juga akhirnya memilih tinggal di desanya daripada Seoul ini, memberikan Hye Won prespektif baru. Jae Ha memutuskan kembali dan bertani karena sudah muak dengan kehidupan kota. Ia rela berpisah dengan pacarnya karena pilihannya tersebut. Karenanya, Hye Won akhirnya berani putus dengan pacarnya yang ada di Seoul.


Ini kedua kalinya menonton film Ryu Jun Yeol. Dan dari dua film tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ia pintar memilih peran. Meski bukan pemeran utama tapi ia selalu mendapatkan peran yang membekas di hati. Apa karena saya seorang penggemar yang setia? Seperti sosok Jae Ha ini. Dia pria yang sangat prinsipil, berani tapi juga lembut. Baik Jae Ha maupun Kim Jung Hwan (karakter Ryu Jun Yeol di drama Reply 1988) mengingatkan pada masa kecil.

Hye Won tetap berniat meninggalkan desanya. Hanya saja ia terus mengulur waktu kepergiannya. Dari sosok Hye won dan juga cara masyarakat desa hidup kita dapat belajar. Bahwa mungkin hanya 10 persen dari seluruh kebutuhan sehari-hari yang perlu untuk dibeli. Karena sisanya sudah tersedia di alam. Seperti makanan. Hye Won mencoba memasak masakan yang pernah dibuat ibunya. Tanpa ia sadari jika dirinya sangat menikmati kehidupannya saat ini.

Film ini sebenarnya memamerkan banyak makanan daerah. Catat ya makanan daerah dan bukan lagi makanan tradisional. Sebagai penggemar drama, film dan kebudayaan korea, banyak makanan yang belum pernah ada di drama maupun film. Mungkin makanan yang hanya dimakan oleh masyarakat pedesaan. Salah satunya adalah bunga dibawah ini yang oleh Hye Won digoreng dengan tepung lalu dimakan.


Setiap orang memiliki luka masing-masing. Tapi Hye Won akhirnya terobati setelah ia kembali ke desanya. Padahal Ia berniat melupakan tempat itu. Ramuan waktu, alam dan makanan adalah kunci. Belajar dari Hye Won, mungkinkah kita juga harus pulang agar mampu menyembuhkan luka kita masing-masing? 

Bagi kalian yang mencari referensi film korea, mungkin akan tertarik dengan film ini. Terima kasih sudah membaca.


You May Also Like

0 comments

saran, kritik dan masukan sangat dibutuhkan.