Drama Park Hyung Sik yang Sedikit Romantis - Review Drama Suits

by - May 21, 2018

Drama Korea dan serial televisi buatan Amerika memiliki penikmat masing-masing. Menurut Saya, ada banyak yang menyukai drama Korea tapi tak akan melirik serial Amerika. Begitu pun sebaliknya. Sebenarnya, dulu ketika pertama kali mengetahui jika Korea akan mengadaptasi beberapa judul serial Amerika, Saya menaruh harapan yang tinggi. Sayangnya harapan itu berakhir dengan kecewa. Semua judul drama adaptasi tidak ada yang berkesan. Saya lalu menyimpulkan bahwa drama Korea yang mengadaptasi serial  Amerika bukan tipe yang akan saya sukai. Meskipun saya juga menikmati beberapa serial Amerika. 

Jang Dong Gun dan Park Hyung Sik di drama Suits.
Tapi pengecualian untuk Park Hyung Sik. Sungguh sayang melewatkan dia begitu saja hanya karena saya tidak menyukai drama Korea adaptasi serial Amerika sebelumnya. Park Hyung Sik memerankan karakter Go Yeon-Woo, pemuda yatim-piatu yang dibesarkan oleh neneknya. Yoen-Woo terlahir jenius hingga ia bisa menjadi seorang trainee di kantor pengacara ternama setelah direkrut secara kebetulan oleh Choi Kang Seok. 


Sebagai anak muda yang hanya sekolah hukum dengan nama orang lain (dan dibayar), ia hanya tahu bagaimana menegakan keadilan dengan ilmunya. Tapi realitanya berbeda. Ia dihadapkan dengan trik dan tipu daya baik rekannya sesama pengacara atau justru kliennya sendiri. Beberapa kali ia terancam kehilangan pekerjaan. Satu-satunya orang yang bisa ia percaya adalah Choi Kang Seok, mentornya. Namun Choi Kang Seok bukan tipe orang yang peduli dan mengoyomi Yoen Woo. Sering kali, ia harus menghadapi persoalan sendiri.

Menariknya adalah perdebatan antara Choi Kang Seok dengan Go Yoen Woo tentang keadilan. Yoen Woo memiliki pemahaman yang sama dengan kita tentang keadilan. Bahwa orang yang bersalah harus dihukum dan yang tidak harus dibebaskan. Tapi Choi Kang Seok lebih kompleks memahami arti tsb karena jam terbangnya sebagai mantan Jaksa dan pengacara. Disisi lain, ia juga terkadang melupakan arti dari keadilan itu sendiri.
Keadilan adalah memberi kembali semua orang apa yang pantas ia dapatkan. -Simonides, Filsuf Yunani.
Menonton episode satu dan dua, saya melihat ada potensi drama ini akan seru. Sementara di episode ketiga hingga enam, Saya justru kehilangan keseruan dari cerita. Penulis seolah terburu-buru menceritakan kasus per kasus. Mungkin karena pengaruh  serial Amerika yang memiliki alur cepat. Sutradara pun tak mampu memberikan ruh dalam beberapa adegan. Beberapa dialog kurang memiliki makna atau arti baik sisi cerita maupun karakter. 

Park Hyung Sik pun kehilangan pesona. Karena memang di drama serius sementara dia memerankan karakter orang miskin sehingga mungkin dianggap tidak tepat jika terlalu mengeksploitasi ketampanannya. Namun terlepas dari fisik, Park Hyung Sik juga tidak bisa membuat saya percaya jika seorang jenius. Beberapa adegan memperlihatkan jika ia dibodohi atau sekedar kebingungan. Tapi sepertinya memang bukan kesalahan Park Hyung Sik. Melainkan naskah yang menuntut dia demikian.

Keseruan yang Saya tunggu-tunggu baru terasa di episode ketujuh. Bukan hal yang baik bagi sebuah drama jika baru menarik perhatian penonton harus menghabiskan enam episode sia-sia. Takutnya keburu kabur. Mungkin ini drama adaptasi pertama yang akan Saya lahap habis.

Go Sung Hee dan Park Hyung Sik.

Kabar gembiranya drama ini tetap memberikan sentuhan romantis melalui Park Hyung Sik dan Go Sung Hee. Meskipun romantisme yang sangat tipis jika dibandingkan drama korea yang biasa mengumbar adegan-adegan sejoli.

Berikut beberapa judul drama adaptasi yang gagal membuat saya terus menonton sampai akhir. 

Criminal Minds. Cuma nonton dua episode.

Mistress. Bertahan satu episode saja.

Entourage. Mencoba bertahan lebih dari tiga episode.




You May Also Like

0 comments

saran, kritik dan masukan sangat dibutuhkan.