Apa Adanya Nanda, Nanda Apa Adanya! #2

by - November 28, 2011

Ada banyak pertanyaan yang muncul. Karena tak kunjung mendapat jawaban karena bingung mau bertanya pada siapa, maka pagi buta ini saya akan menjawab sendiri pertanyaan saya. Ini dia!

1. Apa yang akhir-akhir ini membuat kamu kecewa?
 Ada. Mungkin tidak tepat kalau disebut kecewa, hanya saja sedikit menyesak di dada. Adalah teman-teman saya yang menurut saya melupakan impiannya. Kebetulan mimpi itu dulu sama dengan mimpi saya. Sekarang impian saya masih sama. Yang berbeda adalah realita bahwa dulu saya membayangkan banyak teman seperjuangan. Pada kenyataannya saya sekarang sendirian. Ini sedih kali ya.
2. Apa yang sekarang kamu impikan?
Masih sama kok. Hanya saja, dulu cuma mimpi saja mudah. Sekarang menjalaninya dalam proses mewujudkannya yang susah. Namun saya masih bertahan karena dua bulan terakhir ini saya melakoni perjalanan yang berat. Apakah saya berhasil? Itu belum pasti. Saya tidak mau takabur juga.
3. Emang apasih yang kamu impikan?
Banyak. Ini kali ya masalahnya. Satu-satu lah saya rumuskan. Karir-ada dua sisi mata uang yang ingin saya capai disini. Uang dulu deh yang jadi prioritas utama, baru kemudian karir dalam arti non-profit tapi lebih kepada sesuatu yang idealis. Uang buat mengejar status mandiri dan sukses menjadi perantauan di ibu kota negara ini. Sama buat naikin haji ibunda tercinta. Idealis itu buat mengabdikan keahlian saya salah satunya memberikan tayangan yang berguna bagi masyarakat Indonesia. Begitu. Dan kesemuanya masih sangat jauh, sekarang saja saya sudah ngos-ngosan dan hampir pingsan rasanya. Andai saja teman-teman saya juga konsisten pada mimpi bersama, pasti saya lebih mudah meraihnya.
4. Nikah? Gimana nikah?
Iya itu, nggak tau kenapa topik ini kayaknya jadi trending topik di kehidupan saya akhir-akhir ini. Nggak. Saya ngejar mimpi saya saja dulu dan nikah itu belum ada bayangan sama sekali. Yang saya lihat menikah akan memperlambat pengejaran mimpi yang telah saya rencanakan. Jadi nggak dulu deh ya... Kalau saya bilang hal seperti ini pasti akan menimbulkan protes. Menikah di usia 25 th ke bawah itu namanya nikah muda. 27 th ke bawah itu lumayanlah. Yang paling pas nikah diumur 29 th. Pemikiran ini tidak banyak yang menerima. Ya sutralah saya juga nggak maksa.Untuk traveling saya ingin jalan-jalan mengelilingi dunia dan Indonesia. Hal kecil seperti punya perpustakaan pribadi juga menjadi impian saya.

Itu aja kali ya panjang kalau semua saya share disini. Next episode deh. Selain itu ada yang saya sadari. Apa itu?
1. Saya selama beberapa bulan hidup di Jakarta, jauh dari belaian orang tua mebuat saya menyadari sesuatu. Saya telah melakukan pencitraan selama hidup. Pencitraan sebagai anak yang mandiri, selalu ingin mandiri. Sedangkan yang terjadi adalah kalau saya sakit saya memiliki suatu penyakit yaitu saya akan memberi tahu ibu atau bapak, lebih sering ibu sih, kalau saya sakit. Tujuannya adalah supaya mereka khawatir. Parah banget kan? Saya anak yang mengaku akan menjadi anak yang mandiri gemar membuat orang tua khawatir. Tapi ini kesalahan mereka juga dalam mendidik anak. Soalnya dari dulu kalau saya sakit maka artinya saya menjadi princess di rumah. Nggak boleh dimarahin, nggak disuruh-suruh, mau apa aja diusahain. Jadi kebawa sampai sekarang. Saya janji deh. nggak akan ngaku lagi sebagai anak mandiri. Suer!
2. Karena saya ternyata anak manja maka saya terima status saya yang belum dewasa. Kalau dulu saya mencak-mencak dibilang nggak dewasa. Sekarang kebalikannya. Saya nggak mau ah jadi dewasa karena kelakuan saya memang tidak dewasa. Memang kenapa kalau belum dewasa. Entah kenapa dulu saya mengejar lebel dewasa ya. Yang jelas sudah tidak lagi. Ada yang bilang "Saya tidak ingin menjadi dewasa. Hanya berpura-pura dewasa." Menjaga sikap kekanakan kita akan sangat menyenangkan.



Sudah itu saja! Judulnya sama aja ya dengan post pertama saya di bulan Desember tahun 2008. Sekian

You May Also Like

0 comments

saran, kritik dan masukan sangat dibutuhkan.