Review Film The Greatest Showman

by - March 24, 2018

  Hugh Jackman as P.T. Barnum
Saat seseorang diremehkan, ia justru akan termotivasi agar lebih sukses di masa depan. Namun orang itu harus tahu kapan harus berhenti. Karena mengejar pengakuan orang lain tidak ada habisnya. Dan itu bisa berbalik menghancurkanmu. 

The Greatest Showman ternyata terinspirasi dari kisah nyata, Bapak Sirkus Dunia P.T. Barnum. Ia salah satu orang terpenting di Dunia Sirkus. Walaupun sebenarnya saya tidak begitu menyukai sirkus. Pertama dan terakhir nonton saat SD. Bukannya terhibur, justru nguap beberapa kali dan ingin segera pulang. Tentu sirkus yang saya tonton jauh berbeda dengan Sirkus "The Greatest Show" ini ya. Pendapat saya tentang sirkus saat ini sudah berubah. Dari bukan pertunjukan yang menyenangkan menjadi pertunjukan yang mengeksploitasi binatang. Intinya masih sama. Tidak suka.

Tapi jangan salah. Menurut saya film ini sangat menyenangkan dan menyentuh. Barnum yang diperankan aktor kesayangan Hugh Jackman, merupakan orang yang mampu melihat keahlian seseorang di balik kekurangannya. Ia mempersatukan orang-orang buangan dan membuat mereka memiliki panggung mereka sendiri. Wow!

Latar belakang Barnum sendiri adalah seorang anak tukang jahit selalu diremehkan. Bahkan oleh ayahnya sendiri. Ketika menjadi gelandangan setelah ayahnya meninggal, seseorang berwajah buruk rupa memberinya buah apel. Mungkin sejak itu, Barnum mampu melihat hal baik di balik orang yang terlahir tidak sempurna.

Saat dewasa, ia nekat menikahi gadis dari keluarga kaya yang sudah dicintainya sejak kecil dan memiliki dua anak. Pada wanita yang dicintainya, Barnum menjanjikan kebahagiaan. Sirkus dimulai saat ia kehilangan pekerjaan. Ia meminjam uang di Bank dan mempersatukan orang-orang yang terbuang karena kondisi fisik mereka. Barnum memanfaatkan kekurangan mereka untuk menarik penonton. Dan berhasil.

 Salah satu anggota sirkus. Pria yang tingginya tak lebih dari 1 meter.

Wanita yang memiliki jenggot. Dan masih banyak lagi.

Barnum tak lepas dari kontroversi karena show-nya. Masyarakat Amerika jaman itu menganggap atraksi "orang-orang aneh" ini adalah hal yang memalukan. Protes makin menjadi karena kritikus menyebut Barnum "Sirkus Primitif dari Penipu". Jahatnya media sudah ada di era itu, yang akhirnya memancing orang kelas bawah bertindak anarkis. Nasib para anggota sirkus masih saja dihina seperti sebelumnya. Tetapi setidaknya Barnum memberi mereka keluarga dan panggung. Barnum sendiri akhirnya menjadi orang kaya yang bisa membeli rumah mewah dekat orang tua istrinya. Rumah itu sebagai cinta dan pembuktian.

Tapi pembuktian yang menurutnya istrinya lebih dari cukup itu belum membuat Barnum puas. Ia haus pengakuan. Dari orang-orang elit yang tak memandang Barnum serta orang tua istrinya. Hingga akhirnya semua yang telah ia bangun hancur secara perlahan. Barnum tidak tahu bagaimana berhenti. Ia juga jumawa karena apa yang ia bangun selalu berhasil.

Kisah lain yang tak kalah manis adalah percintaan Philips Carlyle dengan Anne Wheeler. Philips sebenarnya datang dari kaum elit. Barnum merekrutnya agar bisa menembus pergaulan kalangan atas. Ia jatuh cinta dengan Anne Wheeler. Percintaan orang kulit putih dengan kulit hitam dianggap aib di masa itu. Philips harus melepas semua yang dia miliki jika ingin bersama wanita yang dicintainya.

Film ini sangat mudah dinikmati. Dari awal sampai akhir kita akan dimanjakan dengan lagu bagus dengan suara merdu. Akting para pemain tidak perlu dilakukan lagi. Film ini perdana tayang Desember 2017 lalu.

Kalian udah nonton belum? :)

You May Also Like

0 comments

saran, kritik dan masukan sangat dibutuhkan.