Ira and Abby

by - March 24, 2010


Sial, film ini menghina logika saya. Babak pertama film ini seperti mengatakan kalau mau nikah tinggal nikah. Seperti Ira dan Abby yang memutuskan menikah di hari pertama mereka bertemu. Tapi bukan itu yang ingin disampaikan film ini. Babak kedua, Ira dan Abby memiliki masalah. Semua masalah disebabkan karena Ira calon analis yang menggunakan teorinya untuk membina rumah tangganya. Sedangkan Abby biasa hidup tanpa teori, semua berjalan natural. Mereka pergi ke seorang analis. Mengagetkan karena para analisnya menyimpulkan “tidak ada teori untuk membina rumah tangga”. Pun ketika Ira takut akan perselingkulan, ayahnya yang juga seorang analis dan istrinya berselingkuh berkata “Tidak ada cara mencegahnya. Kita hanya menunggunya (istrinya) menyelesaikan lalu pulang.”
Kenapa kita menikah kalau tidak ada pernikahan yang bahagia? Demikian kesimpulan Ira setelah menikah dua kali dengan Abby. Namun film ini ingin mengatakan, pernikahan bukan hanya tentang kebahagian, tapi juga penderitaan. Kalau ingin menikah harus berani menanggung dua resiko tersebut. Yang terpenting adalah berusaha tetap bersama.
Menurut saya film yang bagus adalah film yang mengusik pemikiran kita. Dan film ini sangat mengganggu saya…

You May Also Like

0 comments

saran, kritik dan masukan sangat dibutuhkan.